Kenapa Sering Pilek saat Musim Hujan? Ini Cara Atasi Pileknya

Mendengkur tidak hanya mengganggu orang yang tidur di sekitar Anda, namun bisa jadi tanda dari berbagai kondisi kesehatan. Suara keras saat Anda tidur itu muncul karena udara yang keluar melalui mulut dan hidung terhambat.
Saluran pernapasan yang terhambat membuat Anda akan lebih keras untuk mengeluarkan udara. Ketika udara dikeluarkan secara paksa, jaringan lunak di mulut, hidung, dan tenggorokan akan saling bertabrakan. Getaran yang dihasilan itulah penyebab dengkuran terjadi.
Dikutip dari Cleveland Clinic, semua orang dalam seumur hidupnya kemungkinan akan mengalaminya. Bahkan, ini sangat umum terjadi pada laki-laki di atas usia 50 tahun yang kelebihan berat badan atau obesitas.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Anda mendengkur. Selain jenis kelamin, saat usia menua tonus otot akan semakin menurun dan membuat udara yang bergerak di saluran pernapasan terhambat. Jika memiliki orangtua yang pendengkur, kemungkinan besar akan menularkannya pada Anda.
Selain faktor di atas, konsumsi alkohol, anatomi tubuh, berat badan, dan kondisi kesehatan secara umum dapat menentukan terjadinya dengkuran.
Memang sulit untuk mengetahui apakah Anda mendengkur atau tidak jika tidak ada yang memperhatikan saat tidur. Akan tetapi, setelah menjalani malam dengan tidur mendengkur, biasanya muncul berbagai tanda.
Tanda atau gejala tersebut di antaranya tenggorokan kering dan sakit serta merasa lelah setelah terbangun. Tentunya kualitas tidur akan terhambat sehingga Anda akan merasa sakit kepala, sulit fokus, dan suasana hati buruk.
Pernahkah Anda membayangkan tidak bernapas selama beberapa detik saat tidur? Ya, itu adalah tanda dari penyakit sleep apnea atau apnea tidur. Jika mendengkur masih bisa bernapas meski salurannya terhambat, saat sleep apnea Anda tidak bisa bernapas sama sekali. Terhentinya pernapasan biasa terjadi selama sepuluh detik selama ratusan kali seumur hidup.
Dilansir dari penelitian oleh Benjafield, dkk. (2019), diperkirakan sebanyak satu miliar orang mengidap sleep apnea. Di Indonesia sendiri sekitar 21 juta orang diprediksi mengalami gangguan ini. Pandji Pragiwaksono adalah salah satu figur publik yang mengemukakan kondisi ini terjadi pada dirinya.
Guna mendiagnosis tingkat keparahan dan cara pengobatannya secara medis, Anda perlu melakukan sebuah terapi bernama polysomnogram. Ini merupakan proses pencatatan kebiasaan tidur dengan mengecek berbagai hal seperti tekanan darah, detakan jantung, kondisi pernapasan, dan lain-lain.
Anda tidak perlu khawatir, ada cara mudah yang dapat Anda biasakan agar dengkuran tersebut lama-lama mereda dan hilang. Salah satunya adalah mengubah gaya hidup seperti mulai memperhatikan asupan gizi, mengganti posisi tidur dari terlentang dengan posisi tidur menyamping atau menyangga kepala dengan bantal, dan tidak mengonsumsi alkohol serta berhenti merokok.
Disarankan pula untuk mengkonsultasikannya dengan dokter terpercaya Anda guna mengetahui tips-tips terbaik sesuai dengan kondisi.
Sumber:
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15580-snoring
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/snoring/symptoms-causes/syc-20377694
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7007763/
Komentar
Posting Komentar