Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2023

Kenapa Sering Pilek saat Musim Hujan? Ini Cara Atasi Pileknya

Gambar
  Pilek umum terjadi ketika suhu ruangan sedang dingin-dinginnya. Terutama pada musim hujan seperti saat ini, risiko pilek karena kedinginan semakin meningkat. Bagaimana bisa? Menurut situsweb Cleveland Clinic, saat bernapas udara yang bersifat dingin dan kering dapat mengiritasi hidung. Sebagai salah satu bentuk pertahanan, kelenjar hidung menghasilkan lendir atau pilek berlebih untuk menjaga lapisan di saluran pernapasan tetap lembab. Pilak yang terlalu banyak akan bergumul dan mengakibatkan hidung tersumbat. Pilek disebabkan oleh banyak hal selain dari suhu ruangan. Seringnya dikarenakan infeksi virus atau alergi terhadap debu, bulu, atau serbuk sari. Hidung yang basah dan sering mengeluarkan pilek sering kali membuat risih. Tak jarang juga mengganggu aktivitas sehari-hari. Tetapi jangan khawatir, berikut tips mengatasi pilek menurut Healthline.com . Banyak minum air putih Minum banyak air putih dapat membantu mengencerkan pilek yang menyebabkan hidung tersumbat. Cobal

Hati-hati! Ini Gejala Umum yang Muncul Akibat Kanker

Gambar
  Kanker bisa menghantui siapa saja. Kanker didefinisikan sebagai pertumbuhan sel abnormal yang berkembang tak terkendali dan memiliki kemampuan untuk menyerang serta berpindah antar sel atau jaringan tubuh. Penyakit ini, dilansir Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), merupakan salah satu penyakit tidak menular yang banyak diderita masyarakat dunia. World Health Organization (WHO) bahkan mendapuk kanker sebagai salah satu penyebab kematian utama di dunia. Hal tersebut bukan berlebihan sebab data yang diambil dari Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) menyebutkan sampai 2018 terdapat sebanyak 9,6 juta kasus kematian akibat kanker. Internasional Agency for Research on Cancer (IARC) pun memperkirakan sekitar 1 dari 5 penduduk dunia akan menderita kanker sepanjang hidupnya. Sementara itu, di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyebut prevalensi kanker di Indonesia pada 2018 yaitu sebesar 1,49%. Meningkatnya prevalensi kanker di Indonesia mengalami pe

Manfaat Bakteri L. casei, Meredakan Diare Sampai Mencegah Kanker

Gambar
  Bakteri sering kita asosiasikan dengan hal-hal yang kotor dan menyebabkan gangguan kesehatan. Padahal, ada bakteri yang penting untuk pertumbuhan dan proses metabolisme manusia. Bakteri yang diketahui dapat mencapai usus dan memberikan manfaat kesehatan bagi pengonsumsinya disebut probiotik. Bakteri yang masuk ke dalam kategori probiotik pun beragam. Salah satu yang paling sering dijumpai adalah Lactobacillus casei ( L. casei ). Jenis ini paling umum ditemukan di makanan turunan susu seperti keju. Selain L. casei, ada juga bakteri-bakteri lainnya seperti Bifidobacterium yang secara tidak langsung sering kita konsumsi. Biasanya terkandung pada minuman yogurt. Melansir Healthline, secara umum L. casei berguna untuk meningkatkan jumlah bakteri baik dan menekan bakteri merugikan di usus. Hal ini disebabkan kondisi bakteri atau flora usus yang ternyata memainkan peran pada sebagian besar kondisi kesehatan manusia. Jika komposisi bakteri merugikan lebih banyak dibandingkan bakte

Kenapa Banyak Orang Sakit saat Musim Kemarau?

Gambar
  Hati-hati! Sakit tenggorokan, batuk, dan pilek kini semakin umum ditemukan di sekitar kita. Bukan tanpa sebab, musim kemarau panjang seperti yang sedang kita alami saat ini memang mempermudah virus serta bakteri untuk menginfeksi manusia. Belum lagi suhu udara yang meningkat menyebabkan turunnya daya tahan tubuh bagi beberapa orang. Penyakit-penyakit yang umum terjadi di musim kemarau disebut sebagai infeksi saluran pernapasan atas akut (ISPA) dengan gejala seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, bersin-bersin, sampai kelelahan dan demam. Infeksi melalui virus menjadi salah satu penyebab ISPA terbesar. Dilansir dari Healthline, virus pemicu ISPA antara lain rhinovirus, adenovirus, dan lainnya. Sementara itu, bakteri yang cukup sering menjadi penyebab ISPA yaitu streptococcus pyogenes. Mengutip Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), gejala biasanya muncul 3 hari setelah terpapar dan bertahan antara 7-10 hari. Meski demikian, ada yang bertaha