Kenapa Sering Pilek saat Musim Hujan? Ini Cara Atasi Pileknya

Gambar
  Pilek umum terjadi ketika suhu ruangan sedang dingin-dinginnya. Terutama pada musim hujan seperti saat ini, risiko pilek karena kedinginan semakin meningkat. Bagaimana bisa? Menurut situsweb Cleveland Clinic, saat bernapas udara yang bersifat dingin dan kering dapat mengiritasi hidung. Sebagai salah satu bentuk pertahanan, kelenjar hidung menghasilkan lendir atau pilek berlebih untuk menjaga lapisan di saluran pernapasan tetap lembab. Pilak yang terlalu banyak akan bergumul dan mengakibatkan hidung tersumbat. Pilek disebabkan oleh banyak hal selain dari suhu ruangan. Seringnya dikarenakan infeksi virus atau alergi terhadap debu, bulu, atau serbuk sari. Hidung yang basah dan sering mengeluarkan pilek sering kali membuat risih. Tak jarang juga mengganggu aktivitas sehari-hari. Tetapi jangan khawatir, berikut tips mengatasi pilek menurut Healthline.com . Banyak minum air putih Minum banyak air putih dapat membantu mengencerkan pilek yang menyebabkan hidung tersumbat. Cobal

Menjaga Anak-anak Tetap Aman saat Belajar Tatap Muka di Sekolah

 

Edukasikan pentingnya penerapan protokol kesehatan agar anak selalu aman saat belajar di sekolah. Sumber: Caleb Oquendo dari Pexels.


Daerah sudah mulai memberlakukan kembali belajar tatap muka di sekolah-sekolahnya secara penuh. Di Jakarta sendiri, dilansir dari Kompas.com, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mulai memutuskan untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) sejak Senin, 3 Januari 2022 lalu.

Dengan situasi COVID-19 yang masih berlangsung, ditambah munculnya varian baru omicron orangtua harus membekali anak-anaknya pengetahuan agar selalu waspada.

Menurut informasi dari situs web World Health Organization (WHO), anak-anak di bawah 18 tahun hanya mencerminkan 8,5% dari seluruh kasus infeksi. Selain itu, risiko untuk meninggal dunia dan sakit berat pun kecil dibandingkan kelompok umur lainnya.

Meski demikian, ada beberapa kondisi kesehatan yang dialami anak dapat diperparah jika kelak terpapar COVID-19. Oleh karenanya orang-orang termasuk anak yang mengidap penyakit kronis seperti asma, obesitas, diabetes, atau kanker dianjurkan untuk mengikuti pembelajaran di rumah saja.

Artikel ini akan membahas bagaimana agar anak tetap aman saat menimba ilmu secara langsung di sekolah.

Vaksinasi

Vaksin diperlukan agar antibodi dalam melawan virus terbentuk. Jika sudah terbentuk, maka tubuh akan lebih mudah melawan virus jika suatu saat terinfeksi. Sehingga, tubuh tidak mengalami sakit atau bahkan sembuh dengan cepat.

Sejak tahun lalu pemerintah sudah menggencarkan target vaksinasi di kalangan anak-anak. Melansir artikel di situs web Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), pemerintah secara resmi melakukan kick-off vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun pada pertengahan Desember lalu. Usia-usia tersebut merupakan usia anak yang duduk di bangku sekolah dasar. Usahakan anak mendapatkan dosis penuh vaksin ya untuk lebih amannya.

Merek vaksin yang diberikan salah satunya Sinovac pun sudah dinyatakan aman oleh pemerintah.

Dengan demikian, yuk vaksinasi!

Selalu gunakan masker

Masker merupakan alat yang paling sederhana untuk melawan penularan. Meskipun sudah divaksinasi, kemungkinan untuk terular masih tinggi jika tidak dibarengi dengan langkah lainnya seperti menggunakan masker.

Selain COVID-19, masker juga dapat menghambat anak terinfeksi penyakit lain seperti flu dan infeksi pernapasan lainnya.

Pastikan agar anak menggunakan masker dengan benar: menutup hidung dan dagu tanpa menyisakan cela. Edukasikan kepada anak pentingnya selalu menggunakan masker dengan benar meski tidak nyaman untuk digunakan dalam jangka waktu lama.

Jaga jarak

Anak memiliki naluri untuk selalu bermain dengan seusianya. Inilah tantangan orangtua dan pengawas yang berada di sekolah untuk memastikan anak-anaknya tidak berkerumun. Kerumunan adalah sarang dari COVID-19, dan ini bisa diatasi bila anak paham pentingnya menjaga jarak.

Orangtua harus memberikan pemahaman pada anak soal alasan menjaga jarak sekitar 1-2 meter dengan teman-temannya. Sampaikan juga pesan kepada pihak sekolah untuk selalu mengawasi siswa-siswanya agar tidak bergerombol atau berkumpul di sekolah.

Terapkan gaya hidup sehat

Vaksin saja tidak cukup untuk memperkuat sistem imunitas, harus ditunjang dengan gaya hidup yang sehat. Apa saja? Mulai dari ajarkan anak menerapkan pola hidup gizi seimbang, mencuci tangan dengan air dan sabun, cukup minum air putih, rutin bergerak atau berolahraga, tidur di waktu yang tepat, serta lain-lain.

Jika sakit, jangan paksakan sekolah

Biarpun anak-anak lebih jarang menunjukkan gejala, tetapi bukannya tidak mungkin itu mnucul. Jika anak menunjukkan tanda-tanda kurang sehat seperti batuk, pilek, demam, lemas, sakit pada bagian tubuh, atau kehilangan indra perasa serta penciuman, sebaiknya anak dilarang terlebih dahulu untuk sekolah.

Disarankan untuk melakukan pengetesan baik dengan antigen swab atau antigen PCR untuk mengetahui kondisinya. Bila anak dinyatakan positif COVID-19, segera beritahu pihak sekolah agar dapat segera dilakukan penelusuran serta pengetesan massal.

Referensi:

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/03/06481511/hari-ini-sekolah-di-jakarta-mulai-belajar-tatap-muka-dengan-kapasitas-100?page=all

https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/question-and-answers-hub/q-a-detail/coronavirus-disease-covid-19-schools

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20211214/1838977/pemerintah-gelar-kick-off-vaksinasi-covid-19-anak-usia-6-11-tahun-serentak-di-3-provinsi/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Penyimpanan Yakult

Sejarah Berdirinya Yakult Indonesia

Kapan waktu yang tepat untuk minum Yakult?