Kenapa Sering Pilek saat Musim Hujan? Ini Cara Atasi Pileknya

Gambar
  Pilek umum terjadi ketika suhu ruangan sedang dingin-dinginnya. Terutama pada musim hujan seperti saat ini, risiko pilek karena kedinginan semakin meningkat. Bagaimana bisa? Menurut situsweb Cleveland Clinic, saat bernapas udara yang bersifat dingin dan kering dapat mengiritasi hidung. Sebagai salah satu bentuk pertahanan, kelenjar hidung menghasilkan lendir atau pilek berlebih untuk menjaga lapisan di saluran pernapasan tetap lembab. Pilak yang terlalu banyak akan bergumul dan mengakibatkan hidung tersumbat. Pilek disebabkan oleh banyak hal selain dari suhu ruangan. Seringnya dikarenakan infeksi virus atau alergi terhadap debu, bulu, atau serbuk sari. Hidung yang basah dan sering mengeluarkan pilek sering kali membuat risih. Tak jarang juga mengganggu aktivitas sehari-hari. Tetapi jangan khawatir, berikut tips mengatasi pilek menurut Healthline.com . Banyak minum air putih Minum banyak air putih dapat membantu mengencerkan pilek yang menyebabkan hidung tersumbat. Cobal

Apakah Suhu Dingin Menyebabkan Sakit Batuk-Pilek?

Salah satu virus penyebab batuk-pilek Rhinovirus berkembang lebih efisien jika berada di suhu dingin. Sumber: Polina Tankilevitch dari Pexels.

 

Suhu dan cuaca dingin sering kali menjadi biang dari banyak penyakit yang dialami. Tidak sedikit orang yang menyalahkan dinginnya udara sebagai penyebab batuk, flu, dan juga demam. Pertanyaanya, apakah suhu dan cuaca dingin berhubungan dengan sakit yang dialami?

Di Amerika Serikat, melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), jutaan orang menderita common cold atau batuk-pilek per tahunnya. Orang dewasa rata-rata mengalaminya sekitar 2-3 kali setiap tahun.

Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus Rhinovirus. Jangan salah, infeksi virus ini dapat menyebabkan komplikasi yang cukup parah. Antara lain bronkhitis dan pneumonia pada orang yang mempunyai daya tahan tubuh yang lemah.

Ternyata, Rhinovirus pun dapat berkembang lebih luas jika udara dingin melanda.. Pada sebuah artikel berjudul “Human Rhinoviruses (2013)”, Rhinovirus lebih efisien mereplikasi dirinya jika berada pada suhu di bawah 37 derajat Celsius. Suhu ini umumnya terjadi juga di negara tropis seperti Indonesia, dengan puncaknya terjadi di musim hujan.

Udara dingin tidak hanya berpengaruh pada virus penyebab penyakit, tetapi juga ke aspek lainnya seperti kondisi tubuh manusia. Utamanya sistem imunitas. Dikutip dari Medical News Today, batuk-pilek di negara subtropis biasanya terjadi ketika musim dingin atau salju melanda.

Ketika musim dingin datang, cahaya matahari akan semakin sedikit menyinari. Sementara itu kita tahu bahwa paparan sinar matahari bermanfaat guna memproduksi vitamin D. Vitamin ini memerankan peran yang krusial dalam menjaga sistem imunitas.

Analogi yang sama dapat digunakan pada orang yang lebih sering menghabiskan waktu di rumah atau luar ruangan. Semakin sedikit terpapar matahari (atau tidak sama sekali) tidak baik untuk kesehatan. Maka dari itu, yuk biasakan aktivitas berjemur di matahari pagi!

Menghirup udara yang dingin dan kering pun mengakibatkan sesuatu seperti menyempitnya aliran darah pada sistem pernapasan atas manusia untuk menghemat panas. Hal tersebut semakin menyulitkan tubuh melawan virus karena terganggunya sel darah putih mencapai selaput lendir.

Menjaga tubuh tetap hangat menjadi sangat penting. Banyak cara untuk mewujudkannya. Salah satunya dengan berolahraga. Saat bergerak, otot mengolah karbohidrat, lemak, dan zat lainnya menjadi energi. Pengolahan ini menghasilkan panas dan melancarkan sirkulasi darah.

Di samping berolahraga, cara lain yang dapat dilakukan adalah:

  1. Banyak mengonsumsi makanan tinggi vitamin D seperti ikan laut, jamur, dan telur atau suplemen vitamin D
  2. Tidur cukup
  3. Terhidrasi atau minum air putih cukup
  4. Rutin mencuci tangan
  5. Tutup mulut dan hidung ketika bersin menggunakan tisu, kain, atau siku
  6. Tidak berbagi makanan dan minuman dengan orang yang sakit

 

https://www.cdc.gov/features/rhinoviruses/index.html

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3553670/

https://www.medicalnewstoday.com/articles/323431#cold-weather-and-the-immune-system

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Penyimpanan Yakult

Sejarah Berdirinya Yakult Indonesia

Kapan waktu yang tepat untuk minum Yakult?