Jam Berapa Waktu yang Tepat untuk BAB?
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Pernahkah Anda bertanya-tanya kapan waktu yang terbaik untuk buang air besar (BAB)? Ternyata, mengutip Women’s Health, waktu terbaik bagi sebagian besar orang adalah sesaat setelah bangun pagi. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan saat bangun kondisi internal tubuh kembali berjalan setelah beristirahat. Saat tertidur, organ pencernaan khususnya usus kecil dan besar akan sibuk memproses asupan yang dikonsumsi sehari ke belakang.
Saat BAB, tubuh akan mengeluarkan feses atau tinja. Feses ialah sisa atau ampas makanan yang telah melalui proses pencernaan atau proses penyerapan nutrisi. Feses harus segera dikeluarkan sesuai rutinitas sebab bila tidak mampu menyebabkan berbagai gangguan atau penyakit. Sembelit, ambeien, inkontinensia feses, impaksi feses, sampai kanker usus bisa terjadi bila BAB tak kunjung dikeluarkan. Dapat terjadi pula bila Anda gemar menahan BAB untuk jangka waktu yang lama.
Meski demikian, kapan waktu yang tepat atau normal BAB bukanlah urusan yang mesti dipikirkan. Waktu BAB seseorang bisa berbeda-beda, termasuk frekuensinya dalam sehari sampai seminggu. Seseorang bisa saja BAB sekali pada pukul 05.00 pagi, bisa juga dua kali pada pukul 12.00 siang dan 20.00 malam. Dan, kebiasaan itu merupakan sebuah kewajaran. Daripada memikirkan waktu, rutinitas merupakan hal terpenting yang wajib dipastikan.
Lantas, berapa kali normalnya seseorang dalam membuang sisa makanannya? Melansir Healthline, tiga kali BAB sehari ke tiga kali BAB seminggu sudah bisa disebut normal. Bila merasa BAB kurang dari ketentuan tersebut, maka bisa dipastikan Anda mengalami sembelit atau konstipasi.
Ketika Anda sudah memiliki rutinitas BAB termasuk kapan saja melakukannya, disarankan untuk tidak melewatkannya. Contoh, seharusnya BAB pada pukul 06.00 karena sudah menjadi kebiasaan, namun karena urusan mendadak Anda terpaksa melewatkannya. Hal tersebut dapat mengacaukan rutinitas BAB yang sudah diatur. Bila terus dilakukan terus-menerus, maka rutinitas waktu tersebut akan rusak dan mungkin Anda akan kesulitan BAB.
Ada hal yang bisa dilakukan jika Anda merasa kehilangan keteraturan atau rutinitas BAB. Cara terbaiknya ialah dengan mengatur kembali kebiasaan Anda khususnya yang berkaitan dengan gaya hidup. Anda bisa memulainya dengan rutin sarapan dengan makanan penuh serat pada rentang jam tertentu setiap harinya. Begitu pun untuk makan siang dan makan malam.
Sempatkan waktu untuk BAB ketika Anda sudah merasa mulas. Jangan ditunda, dilewati, apalagi ditahan bila sudah tak kuasa menahan. Itu bisa jadi merupakan respons tubuh untuk memberitahu mengenai keteraturan waktu BAB.
Ada hal yang perlu Anda perhatikan kaitannya dengan rutinitas BAB:
1. Asupan makanan dan minuman
BAB yang lancar dipengaruhi oleh asupan apa saja yang masuk setiap harinya. Disarankan untuk banyak mengonsumsi makanan berserat, seperti gandum, sayur-mayur, polong-polongan dan buah-buahan dengan mengunyahnya secara baik. Asupan cairan tubuh juga penting untuk diperhatikan. Selalu pastikan minum delapan gelas sehari atau minum setiap merasa haus. Proses detoksifikasi sangat membutuhkan banyak air.
2. Usia
Semakin tua, maka risiko mengalami kesulitan BAB akan semakin besar. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi, termasuk berkurangnya gerakan lambung yang mendorong makanan ke usus dan jumlah gigi yang berkurang yang bertugas untuk mengunyah. Selain itu, orang dengan usia tua cenderung kurang berolahraga atau beraktivitas fisik dan juga banyak mengonsumsi obat seperti antibiotik. Konsumsi antibiotik akan mempengaruhi jumlah flora usus atau kumpulan bakteri baik yang bermanfaat untuk kelancaran proses pencernaan.
3. Aktivitas fisik
Semakin sering Anda bergerak, contohnya berolahraga, maka gerakan peristaltik pencernaan akan lancar. Gerakan peristaltik merupakan gerakan internal sistem pencernaan yang mendorong makanan ke usus untuk dicerna dan dikeluarkan melalui anus sebagai feses. Olahraga yang bisa dilakukan untuk meningkatkan gerakan peristaltik antara lain kardio seperti berlari, bersepeda, dan berenang.
4. Penyakit kronis dan akut yang diderita
Beberapa penyakit seperti inflammatory bowel disese (IBD) bisa menyebabkan rutinitas dan buang air besar terganggu. Penyakit IBD antara lain Crohn’s dan kolitis ulseratif. Selain itu, penyakit seperti gastroenteritis atau flu perut pun dapat memperlambat aktivitas usus yang membuat sembelit.
Tidak ada masalah yang tidak bisa terselesaikan, terutama bila Anda belum mencoba semua cara. Bila rutinitas tak kunjung terbentuk, Anda mungkin ingin berkonsultasi dengan dokter guna melakukan pemeriksaan medis atau sekadar tips and trick BAB lancar.
https://www.healthline.com/health/american-gut-check
https://www.healthline.com/health/how-many-times-should-you-poop-a-day#see-a-doctor
https://www.womenshealthmag.com/health/a19928545/poop-schedule/
Prof FG.Winarno.,2015.Telomer. Membalik Proses Penuaan.Penerbit PT.Gramedia Putaka Utama.(Bab 15)
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar