Probiotik dan Helicobacter pylori
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Mencegah
lebih baik dari pada mengobati. Maka akan lebih baik jika kita rutin untuk
mengkonsumsi probiotik setiap hari agar dapat membantu menjaga kesehatan
saluran cerna kita.
Namun demikian, penelitian mengenai
penambahan probiotik dalam tatalaksana infeksi H.pylori juga telah banyak dilakukan, salah satunya yang dilakukan
oleh Sgouras,
dkk (2004) yang meneliti efek probiotik L.casei Shirota strain dalam menghambat H.pylori secara in vitro
maupun in vivo. Dari penelitian
tersebut telah ditemukan bahwa L.casei
Shirota strain dapat menekan populasi H.pylori
di dalam lambung serta memberikan efek menurunkan peradangan di lambung
hewan percobaan. Kemudian terkait dengan terapi antibiotik yang berkepanjangan,
sebuah penelitian juga telah dilakukan oleh Pirker A, dkk (2013) di
Austria terhadap 678 orang pasien yang mengalami diare yang disebabkan oleh
infeksi Clostridium defficile akibat
terapi antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi L. casei Shirota strain selama terapi
antibiotik dapat mengurangi terjadinya diare yang disebabkan oleh infeksi C.difficile.
H.pylori adalah bakteri yang memiliki alat gerak
menyerupai ‘rambut-rambut’ panjang (flagella).
Alat gerak ini membuatnya dapat menembus lapisan mukus lambung sehingga pada
akhirnya mencapai sel-sel epitel di bawahnya yang memiliki pH (kadar keasaman)
netral, sehingga H.pylori dapat terhindar
dari lingkungan lambung yang asam.
Bakteri ini
juga memproduksi urease dalam jumlah besar. Enzim ini dapat memecah urea
lambung menjadi karbondioksida dan amonia, kemudian menetralkan asam lambung.
Amonia yang dihasilkan juga mampu merusak sel-sel epitel lambung, menyebabkan inflamasi
bahkan berpotensi sebagai karsinogen (zat penyebab kanker). Rusaknya lapisan
mukosa lambung, membuat dinding lambung bersentuhan langsung dengan asam
lambung sehingga terjadi luka atau tukak lambung. Selain menimbulkan nyeri dan
peradangan di lambung, hal ini dapat mengganggu proses pencernaan makanan.
Ada
berbagai mekanisme penyebaran H. pylori pada
manusia, misalnya melalui air, makanan dan sanitasi yang kurang bersih. Tidak
heran, prevalensinya di negara berkembang jauh lebih tinggi (80-90%) ketimbang
di negara maju (30-40%). Selain itu penyebaran melalui oral pun dapat terjadi,
misalnya dari perilaku ibu yang biasa menguyahkan makanan untuk anak yang sulit
mengunyah atau meniup makanan minuman anak. Bila ibu memiliki H.pylori pada saluran cernanya, bakteri
tersebut bisa ikut keluar bersama saliva ibu dan mengkontaminasi makanan
minuman dan peralatan makan anak.
Hingga
kini, terapi standar untuk mengatasi infeksi H.pylori dilakukan dengan kombinasi antibiotik untuk mengeradikasi H.pylori dan obat penekan asam lambung
(misalnya proton pump inhibitor /
PPI). Sayangnya pengobatan dengan antibiotik tidak selalu berhasil, banyak
orang yang sudah kebal akibat konsumsi antibiotik yang tidak terkontrol. Selain
itu, antibiotik dapat menimbulkan masalah lain. Bakteri bermanfaat yang
menghuni usus dan bagian tubuh lain, juga ikut mati. Padahal, bakteri jenis ini
sangat bermanfaat untuk mendukung sistem pertahanan tubuh. Saat populasi
bakteri ini berkurang drastis atau hilang, mikroba patogen bisa menyerang.
Diperkirakan dua per tiga dari populasi
dunia telah menjadi pembawa bakteri merugikan yang dikenal dengan Helicobacter pylori (H. pylori). Lebih dari 80% dari mereka mengalami
tukak lambung dan 90% mengalami tukak usus dua belas jari. Keterlibatan H.pylori dalam tukak lambung, dipercayai
kalangan medis setelah pembuktian oleh penerima Nobel bidang Kedokteran tahun
2005, Barry J Marshall dan J Robin Warren.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
test
BalasHapusayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
BalasHapusdapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q :-* (f) (f) (f)