Kenapa Sering Pilek saat Musim Hujan? Ini Cara Atasi Pileknya

Gambar
  Pilek umum terjadi ketika suhu ruangan sedang dingin-dinginnya. Terutama pada musim hujan seperti saat ini, risiko pilek karena kedinginan semakin meningkat. Bagaimana bisa? Menurut situsweb Cleveland Clinic, saat bernapas udara yang bersifat dingin dan kering dapat mengiritasi hidung. Sebagai salah satu bentuk pertahanan, kelenjar hidung menghasilkan lendir atau pilek berlebih untuk menjaga lapisan di saluran pernapasan tetap lembab. Pilak yang terlalu banyak akan bergumul dan mengakibatkan hidung tersumbat. Pilek disebabkan oleh banyak hal selain dari suhu ruangan. Seringnya dikarenakan infeksi virus atau alergi terhadap debu, bulu, atau serbuk sari. Hidung yang basah dan sering mengeluarkan pilek sering kali membuat risih. Tak jarang juga mengganggu aktivitas sehari-hari. Tetapi jangan khawatir, berikut tips mengatasi pilek menurut Healthline.com . Banyak minum air putih Minum banyak air putih dapat membantu mengencerkan pilek yang menyebabkan hidung tersumbat. Cobal

Probiotik dan Helicobacter pylori

 

Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Maka akan lebih baik jika kita rutin untuk mengkonsumsi probiotik setiap hari agar dapat membantu menjaga kesehatan saluran cerna kita.

Namun demikian, penelitian mengenai penambahan probiotik dalam tatalaksana infeksi H.pylori juga telah banyak dilakukan, salah satunya yang dilakukan oleh Sgouras, dkk (2004) yang meneliti efek probiotik L.casei Shirota strain dalam menghambat H.pylori secara in vitro maupun in vivo. Dari penelitian tersebut telah ditemukan bahwa L.casei Shirota strain dapat menekan populasi H.pylori di dalam lambung serta memberikan efek menurunkan peradangan di lambung hewan percobaan. Kemudian terkait dengan terapi antibiotik yang berkepanjangan, sebuah penelitian juga telah dilakukan oleh Pirker A, dkk (2013) di Austria terhadap 678 orang pasien yang mengalami diare yang disebabkan oleh infeksi Clostridium defficile akibat terapi antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi L. casei Shirota strain selama terapi antibiotik dapat mengurangi terjadinya diare yang disebabkan oleh infeksi C.difficile.

H.pylori adalah bakteri yang memiliki alat gerak menyerupai ‘rambut-rambut’ panjang (flagella). Alat gerak ini membuatnya dapat menembus lapisan mukus lambung sehingga pada akhirnya mencapai sel-sel epitel di bawahnya yang memiliki pH (kadar keasaman) netral, sehingga H.pylori dapat terhindar dari lingkungan lambung yang asam.

Bakteri ini juga memproduksi urease dalam jumlah besar. Enzim ini dapat memecah urea lambung menjadi karbondioksida dan amonia, kemudian menetralkan asam lambung. Amonia yang dihasilkan juga mampu merusak sel-sel epitel lambung, menyebabkan inflamasi bahkan berpotensi sebagai karsinogen (zat penyebab kanker). Rusaknya lapisan mukosa lambung, membuat dinding lambung bersentuhan langsung dengan asam lambung sehingga terjadi luka atau tukak lambung. Selain menimbulkan nyeri dan peradangan di lambung, hal ini dapat mengganggu proses pencernaan makanan.

Ada berbagai mekanisme penyebaran H. pylori pada manusia, misalnya melalui air, makanan dan sanitasi yang kurang bersih. Tidak heran, prevalensinya di negara berkembang jauh lebih tinggi (80-90%) ketimbang di negara maju (30-40%). Selain itu penyebaran melalui oral pun dapat terjadi, misalnya dari perilaku ibu yang biasa menguyahkan makanan untuk anak yang sulit mengunyah atau meniup makanan minuman anak. Bila ibu memiliki H.pylori pada saluran cernanya, bakteri tersebut bisa ikut keluar bersama saliva ibu dan mengkontaminasi makanan minuman dan peralatan makan anak.

Hingga kini, terapi standar untuk mengatasi infeksi H.pylori dilakukan dengan kombinasi antibiotik untuk mengeradikasi H.pylori dan obat penekan asam lambung (misalnya proton pump inhibitor / PPI). Sayangnya pengobatan dengan antibiotik tidak selalu berhasil, banyak orang yang sudah kebal akibat konsumsi antibiotik yang tidak terkontrol. Selain itu, antibiotik dapat menimbulkan masalah lain. Bakteri bermanfaat yang menghuni usus dan bagian tubuh lain, juga ikut mati. Padahal, bakteri jenis ini sangat bermanfaat untuk mendukung sistem pertahanan tubuh. Saat populasi bakteri ini berkurang drastis atau hilang, mikroba patogen bisa menyerang.

Diperkirakan dua per tiga dari populasi dunia telah menjadi pembawa bakteri merugikan yang dikenal dengan Helicobacter pylori (H. pylori). Lebih dari 80% dari mereka mengalami tukak lambung dan 90% mengalami tukak usus dua belas jari. Keterlibatan H.pylori dalam tukak lambung, dipercayai kalangan medis setelah pembuktian oleh penerima Nobel bidang Kedokteran tahun 2005, Barry J Marshall dan J Robin Warren.

Komentar

  1. ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
    dapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
    segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q :-* (f) (f) (f)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Penyimpanan Yakult

Sejarah Berdirinya Yakult Indonesia

Kapan waktu yang tepat untuk minum Yakult?