Kenapa Sering Pilek saat Musim Hujan? Ini Cara Atasi Pileknya

Gambar
  Pilek umum terjadi ketika suhu ruangan sedang dingin-dinginnya. Terutama pada musim hujan seperti saat ini, risiko pilek karena kedinginan semakin meningkat. Bagaimana bisa? Menurut situsweb Cleveland Clinic, saat bernapas udara yang bersifat dingin dan kering dapat mengiritasi hidung. Sebagai salah satu bentuk pertahanan, kelenjar hidung menghasilkan lendir atau pilek berlebih untuk menjaga lapisan di saluran pernapasan tetap lembab. Pilak yang terlalu banyak akan bergumul dan mengakibatkan hidung tersumbat. Pilek disebabkan oleh banyak hal selain dari suhu ruangan. Seringnya dikarenakan infeksi virus atau alergi terhadap debu, bulu, atau serbuk sari. Hidung yang basah dan sering mengeluarkan pilek sering kali membuat risih. Tak jarang juga mengganggu aktivitas sehari-hari. Tetapi jangan khawatir, berikut tips mengatasi pilek menurut Healthline.com . Banyak minum air putih Minum banyak air putih dapat membantu mengencerkan pilek yang menyebabkan hidung tersumbat. Cobal

PROBIOTIK BENTENG DI MUSIM HUJAN

    Sejumlah penyakit biasanya mengintai selama musim hujan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit terkait air, sanitasi, dan masalah kebersihan (hygene) menyumbang 2,8% dari total kematian di Indonesia (data tahun 2004). Salah satu penyakit akibat ketiga hal yang saling berkaitan tersebut yakni infeksi saluran cerna, khususnya diare. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, diare menyumbang kematian no 1 pada balita di Indonesia. Diare sendiri bisa disebabkan oleh berbagai hal : infeksi oleh rotavirus, bakteri E-coli, atau merupakan gejala dari penyakit lain yang ditularkan melalui air seperti tifoid, kolera, maupun disentri. 

    Begitu musim hujan tiba, masalah bertambah besar. Banjir akan menghanyutkan sampah dan limbah hingga ke lingkungan sekitar kita dan mencemari sumber air minum. Sampah dan limbah yang hanyut juga akan menciptakan kerumunan lalat, yang kemudian “memindahkan” kuman dari sampah tersebut ke makanan / minuman kita. 

    Tubuh kita memiliki sistem / benteng pertahanan untuk melindungi diri dari berbagai penyakit. Mencegah  dan / atau mengatasi infeksi saluran cerna bisa dilakukan dengan memperkuat usus. Seperti diketahui, sekitar 80% sistem imun berada di usus dan dapat dioptimalkan dengan menjaga populasi bakteri baik di usus. Secara fisik, bakteri baik menciptakan barrier (lapisan penghalang) di dinding usus sehingga bakteri jahat tidak bisa menempel. 

    Bakteri bermanfaat seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium memproduksi asam laktat. Ini akan menciptakan lingkungan yang asam di usus, sementara secara umum bakteri yang bersifat patogen / jahat (sulit untuk tumbuh pada kondisi asam). Dengan demikian, populasi bakteri patogen bisa ditekan. Selain asam laktat, bakteri bermanfaat juga memproduksi berbagai zat lain misalnya asam butirat, yang akan menutrisi sel-sel usus besar sehingga menjadikannya lebih sehat dan kuat. 

    Keseimbangan bakteri usus bisa dipelihara dengan mengonsumsi pangan yang mengandung bakteri bermanfaat, yang sering kita sebut sebagai probiotik. Efek probiotik terhadap diare telah diteliti sejak lama. Salah satunya penelitian oleh Dipika Sur,dkk (2011), melibatkan 3.585 anak usia 1-5 tahun di daerah kumuh Kolkatta, India. Anak-anak tersebut dibagi menjadi 2 kelompok. Setiap hari selama 12 minggu, satu kelompok menerima minuman probiotik dengan L.casei Shirota strain, dan kelompok lain menerima minuman bernutrisi tanpa L.casei Shirota strain. Hasilnya, anak-anak pada kelompok probiotik lebih sedikit mengalami diare. 

Sumber :

- Majalah OTC Digest Januari 2012

- Majalah OTC Digest  Februari 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Penyimpanan Yakult

Sejarah Berdirinya Yakult Indonesia

Kapan waktu yang tepat untuk minum Yakult?