Kenapa Sering Pilek saat Musim Hujan? Ini Cara Atasi Pileknya

Melansir situs web Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), diare adalah penyakit yang menyebabkan penderitanya buang air besar dengan kondisi feses encer atau cair serta frekuensinya sering. Secara umum penyakit ini disebabkan oleh kontaminasi virus, bakteri, atau parasit dari asupan yang manusia konsumsi.
Gejalanya bervariasi. Mulai dari perut yang mulas, buang air besar sulit ditahan, sampai pusing, lemas, dan kulit terasa kering karena dehidrasi. Gejala-gejala inilah yang mengakibatkan diare sering memaksa penderitanya untuk beristirahat total hingga berkunjung ke dokter.
Banyak cara bisa dilakukan untuk meredakan diare. Di antaranya konsumsi makanan penuh gizi, serat, dan cairan seperti sayur-mayur serta buah-buahan untuk membantu mengatasi diare. Jika perlu, Anda bisa juga konsumsi probiotik.
Menurut sebuah artikel yang ditulis oleh Allen, dkk. (2010) meninjau 63 penelitian mengenai manfaat probiotik. Dari penelitian dengan total 8.014 responden tersebut menyebutkan, perawatan menggunakan probiotik bisa mengurangi durasi diare dan frekuensi feses pada orang dewasa serta anak-anak.
Masih pada artikel yang sama, disebutkan juga rata-rata orang dengan perawatan probiotik mengalami diare 25 jam lebih sedikit dibandingkan yang tidak.
Selain konsumsi makanan bergizi, penuh cairan, dan serat, suplementasi antibiotik sering kali dijadikan solusi instan mengatasi diare. Namun, jika dikonsumsi secara tidak bijak justru antibiotik memperparah diare.
Ternyata, konsumsi antibiotik yang tidak hati-hati atau cenderung berlebihan bisa menyebabkan diare alih-alih menyembuhkan penyakit lain. Hal ini dikarenakan sifat antibiotik yang tak hanya membasmi bakteri merugikan di usus, namun juga bakteri baik sehingga kondisi flora usus tidak seimbang.
Bagi diare karena asupan antibiotik, probiotik juga bisa membantu mengembalikan keseimbangan jumlah bakteri baik di usus. Oleh karenanya, selain tidak berlebihan konsumsi antibiotik, diselingi dengan asupan probiotik bisa membantu menjaga kondisi pencernaan tetap baik.
Sebuah artikel meta-analisis yang meninjau 17 penelitian dengan 3.631 responden oleh Blaabjerg, Artzi, dan Aabenhus (2017) menunjukkan diare terkait antibiotik secara signifikan lebih umum dialami oleh mereka yang tidak mengonsumsi probiotik.
Pada penelitian pun dijelaskan, hampir sebanyak 18% orang tanpa suplementasi probiotik mengalami diare, sementara dengan suplementasi probiotik hanya 8%.
Sudah tahu banyak kan? Yuk sekarang mulai perbanyak konsumsi makanan sehat serta dibantu probiotik ya untuk mencegah terjadinya diare.
Sumber:
Kemkes, “Pencegahan dan Pengobatan pada Penyakit Diare”, (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/710/pencegahan-dan-pengobatan-pada-penyakit-diare)
Allen, dkk. (2010). “Probiotics for treating acute infectious diarrhea”, Cochrane Library, 2020(11). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6532699/
Blaabjerg, Artzi, dan Aabenhus (2017). “Probiotics for the Prevention of Antibiotic-Associates Diarrhea in Outpatients – A Systematic Review and Meta-Analysis”, Antibiotics, 6(4): 21. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5745464/
Komentar
Posting Komentar