Kenapa Sering Pilek saat Musim Hujan? Ini Cara Atasi Pileknya

Gambar
  Pilek umum terjadi ketika suhu ruangan sedang dingin-dinginnya. Terutama pada musim hujan seperti saat ini, risiko pilek karena kedinginan semakin meningkat. Bagaimana bisa? Menurut situsweb Cleveland Clinic, saat bernapas udara yang bersifat dingin dan kering dapat mengiritasi hidung. Sebagai salah satu bentuk pertahanan, kelenjar hidung menghasilkan lendir atau pilek berlebih untuk menjaga lapisan di saluran pernapasan tetap lembab. Pilak yang terlalu banyak akan bergumul dan mengakibatkan hidung tersumbat. Pilek disebabkan oleh banyak hal selain dari suhu ruangan. Seringnya dikarenakan infeksi virus atau alergi terhadap debu, bulu, atau serbuk sari. Hidung yang basah dan sering mengeluarkan pilek sering kali membuat risih. Tak jarang juga mengganggu aktivitas sehari-hari. Tetapi jangan khawatir, berikut tips mengatasi pilek menurut Healthline.com . Banyak minum air putih Minum banyak air putih dapat membantu mengencerkan pilek yang menyebabkan hidung tersumbat. Cobal

Panduan Menjaga Lansia di Rumah dalam Menghadapi COVID-19



COVID-19 merupakan penyakit sistem pernapasan yang bisa menginfeksi siapa saja, termasuk anggota keluarga lanjut usia (lansia) yang berada di rumah. Bahkan, dikutip dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), kelompok lansia merupakan penyumbang kematian akibat COVID-19 di Indonesia yaitu 50% di antara jumlah pasien yang meninggal. 

Hal ini diakibatkan beberapa hal, salah satunya jumlah komorbid atau penyakit lain yang diderita saat pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Diketahui, orang dengan satu penyakit penyerta memiliki risiko 6,5 kali lipat untuk meninggal dunia dibandingkan ia yang tidak. Bahkan, dua penyakit berisiko 15 kali lipat dan lebih dari tiga penyakit hingga 29 kali lipat. 

Penyakit yang berisiko memburuk akibat paparan penyakit yang pertama kali dikonfirmasi di Wuhan, Tiongkok, akhir 2019 lalu ini antara lain penyakit ginjal, jantung, diabetes, hipertensi, dan penyakit imun. Selain itu, varian baru dari SARS-CoV-2 seperti alpha, beta, dan delta dikenal memiliki tingkat penularan yang lebih ganas dibandingkan non varian.

Oleh karenanya, lansia semakin rentan dalam upaya melawan pandemi. Perlu peran dari anggota keluarga untuk terus menjaga agar tidak tertular suatu saat nanti. Pemerintah sendiri telah memprioritaskan orang berusia lanjut untuk mengikuti program vaksinasi COVID-19. Berikut adalah hal yang bisa dilakukan untuk menjaga keluarga lansia di rumah agar tetap aman dari paparan COVID-19:

1.     Dorong ikuti vaksinasi

Vaksinasi merupakan proses di mana seseorang menjadi kebal atau terlindungi dari suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan  oleh SARS-Cov-2 tidak akan mudah sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Vaksin yang disuntikkan ke dalam badan bukan merupakan jaminan seseorang kebal dari penyakit ini, namun bila suatu saat terkena maka dampaknya pada kesehatan tidak terlalu parah. Hal ini penting mengingat lansia cenderung memiliki penyakit penyerta serta sistem kekebalan tubuh yang lemah.

2.     Pastikan penerapan protokol kesehatan

Protokol kesehatan kini sudah berkembang menjadi 5M, antara lain mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Selalu kenakan masker khususnya ketika berada di luar rumah. 

Perpaduan dua masker atau double dapat mengurangi risiko terkena COVID-19 terutama di tengah merebaknya varian baru. Selalu dampingi lansia dan ingatkan untuk menggunakan masker dengan baik dan benar, yaitu rapat menutupi mulut, hidung, serta dagu.

Selalu menjaga kebersihan salah satunya dengan memastikan lansia di rumah sering mencuci tangan dengan sabun selama 40-60 detik sesuai anjuran World Health Organization. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut, khususnya setelah bersentuhan dengan orang lain atau benda-benda yang ada disekitar.

Ajarkan juga lansia di rumah untuk menutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin. Gunakan siku bila kesulitan mengakses tisu. Setelah itu dilanjutkan dengan membuang tisu dan mencuci tangan.

Jagalah jarak dengan orang lain sejauh 1-2 meter. Hindari juga bersentuhan, bersalaman, berpelukan, bercium pipi, dan utamanya menjauhi orang sakit. Menjauhi orang-orang terutama karena selalu berdiam diri di rumah akan mengurangi sekaligus membatasi kesempatan berada dalam kerumunan. Kerumunan merupakan tempat yang sangat berisiko menularkan COVID-19 sebab padatnya jumlah orang dan sering kali tidak dibarengi dengan jaga jarak.

Kegiatan berkumpul seperti reuni, rekreasi, atau sekadar pergi berbelanja harus dihentikan. Batasi bepergian ke luar dengan selalu tetap beraktivitas di rumah. Kurangi mobilitas tidak mendesak di luar dengan menyibukkan diri di dalam rumah seperti membaca buku, berolahraga ringan, dan aktivitas lain guna membunuh rasa bosan. Batasi ke luar rumah untuk aktivitas yang mendesak saja, seperti rawat jalan ke dokter atau rumah sakit.

3.     Terapkan gaya hidup sehat

Istirahat dan tidur yang cukup sebanyak 6-8 jam sehari baik untuk menguatkan sistem imunitas. Tambahkan juga dengan gaya hidup sehat lainnya seperti memastikan lansia untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang sesuai dengan anjuran Kemenkes. Minumlah air putih yang cukup atau sebanyak 8 gelas sehari. Bila perlu, tambah dengan mengonsumsi multivitamin.

Di tengah usia yang tidak lagi muda, olahraga harus tetap dijalankan. Banyak aktivitas fisik yang bisa dilakukan di rumah, seperti workout, naik-turun tangga, mengurus tanaman di halaman rumah, berjemur di bawah matahari pagi, dan lainnya. Menyibukkan diri penting agar tidak merasa bosan saat di rumah.

4.     Perhatikan kondisi kesehatan jiwa

Jauh dari anggota keluarga lain atau teman-teman bisa berdampak pada tekanan batin. Kenalkan lansia dengan teknologi serta penggunaannya agar bisa dengan mudah melakukan panggilan video bersama yang tersayang. Selalu dorong anggota keluarga jauh yang lain untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi di tengah kesulitan berkunjung akibat pandemi.

Hindari juga lansia dengan berita atau informasi hoaks mengenai COVID-19. Selain itu, konsumsi informasi tentang COVID-19 mesti dipilah dengan baik, apabila tidak bisa menyebabkan terganggunya kondisi kejiwaan lansia. Selalu sampaikan berita atau informasi positif meskipun masyarakat dunia sedang berjuang melawan pandemi.

5.     Edukasikan mengenai isu COVID-19 yang benar

Banyak informasi yang tidak benar bisa didapatkan lansia mengenai COVID-19. Beberapa orang dengan lanjut usia mungkin saja akan melahap semua informasi yang didapat, meski keliru. Selalu komunikasikan apa yang lansia di rumah tahu soal COVID-19. Berikan edukasi soal mana yang benar dan salah. 

Berikan juga tata cara mengetahui informasi yang bisa dipercaya atau tidak, salah satunya mengetahui sumber informasi. Sumber informasi terpercaya soal COVID-19 antara lain Kemenkes, Satuan Tugas Penanganan COVID-19, WHO, dan media massa kredibel.

Kedepankan juga cara yang lembut dan bahasa sederhana untuk memudahkan lansia mengerti mengapa COVID-19 sangat berbahaya. Selalu jaga kesehatan diri dan anggota keluarga di rumah, termasuk lansia!


Sumber: 

https://promkes.kemkes.go.id/tetap-sehatkan-lansia-di-masa-pandemi-covid-19

https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/FAQ_VAKSINASI_COVID__call_center.pdf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Penyimpanan Yakult

Sejarah Berdirinya Yakult Indonesia

Kapan waktu yang tepat untuk minum Yakult?